Jumat, 13 November 2015

Pengembalian Badak Sumatera ‘Harapan’ dari Cincinnati Zoo ke Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas

Pengembalian Badak Sumatera ‘Harapan’ dari Cincinnati Zoo ke Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas

harapan2
Badak Sumatera ‘Harapan’, 2 November 2015 di SRS Way Kambas
Pada Kamis 5 Nopember 2015 bertepatan dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) tahun 2015, telah dilakukan acara serah terima badak sumatera ‘Harapan’ dari Pemerintah Amerika Serikat kepada Pemerintah Indonesia di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung.
DSC07716
Foto bersama pada saat peresmian SRS Way Kambas
Acara serah terima badak ‘Harapan’ didahului dengan laporan singkat yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia, Bpk. Widodo S. Ramono.  Dalam laporannya, Bpk Widodo menjelaskan asal usul badak ‘Harapan’menyampaikan satu butir penting mengenai kekhawatiran banyak pihak tentang adanya gangguan metabolisme pada tubuh badak yang menyebabkan terjadinya penimbunan zat besi dalam darah atau biasa disebut dengan hemacrhomatosis atau ‘iron storage disease’, dimana gangguan ini menyebabkan kematian pada induk badak ‘Harapan’ yaitu ‘Emi’ pada tahun 2009 dan sang kakak ‘Suci’ pada tahun 2014.  Menurut DR. Terri Roth dan DR. Jennifer Nollman, timbunan zat besi dalam darah pada spesies badak adalah sebagai akibat dari tidak adanya parasit yang mengganggu sehingga tidak ada yang mengurangi timbunan zat besi tersebut. Terlepas dari itu semua, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa badak ‘Harapan’ ternyata dalam kondisi sehat artinya tidak menderita hemacrhomatosis.
DSC07678
Bapak Widodo S Ramono, Direktur Eksekutif YABI menyampaikan laporan
Dalam laporannya juga Bpk Widodo menjelaskan bahwa penerimaan datangnya badak “harapan’ sangat sederhana dibanding dengan penerimaan datangnya badak “Andalas’ pada tahun 2007. Hal ini untuk menghindari terjadinya stress pada badak ‘Harapan’ dan sesuai dengan arahan Bapak Dirjen KSDAE untuk tidak rame-rame menerima kedatangan badak ‘Harapan’.
Pada kesempatan ini Bpk Widodo menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan penuh yang diberikan oleh Dirjen KSDAE, Dir KKH sebagai Rhino Conservation Officer, Balai TN. Way Kambas, BKSDA Lampung,  Kebun Binatang Cincinnati, Pemerintah Amerika,  Taman Safari Indonesia, MAKIN Group, Komunitas Petambak Udang Labuan Maringgai, WWF, WCS, dan LSM lainnya serta masyarakat Labuan Ratu VI, IX dan Brajayekti yang telah membantu mensukseskan kedatangan ‘Harapan’.
Laporan Bpk Widodo ditutup dengan harapan bahwa kedatangan badak ‘Harapan’ akan membawa keberhasilan yang lebih baik dalam upaya merealisasikan upaya Pemerintah Indonesia dalam konservasi badak Indonesia. Untuk laporan lebih lengkap buka link berikut ini :Kembalinya badak sumatera ‘Harapan’ ke Indonesia
Setelah penyampaian laporan kedatangan badak ‘Harapan’ oleh Bpk. Widodo, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang diwakili oleh Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Mr. Robert Ewing.
DSC07683
Sambutan Mr. Robert Ewing, perwakilan Kedutaan Amerika Serikat
Dalam sambutannya Mr. Robert Ewing menyampaikan bahwa kerjasama Pemerintah Amerika Serikat dengan Pemerintah Indonesia semakin meningkat diberbagai bidang – dibawah kerjasama yang komprehensif yang ditandatangani pada tahun 2010 dan telah berkembang menjadi bahan dialog kedua negara setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Washington. Salah satu isu yang berkembang dan sangat penting adalah kerjasama kedua negara untuk mencari solusi yang efektif terhadap tantangan lingkungan.
Mr. Robert Ewing menjelaskan bahwa Pemerintah Amerika Serikat  telah mempunyai  komitmen senilai US$ 12 juta melalui TFCA untuk melindungi keanekaragaman hayati di Sumatera, mengedepankan pengembangan organisasi masyarakat sipil, dan memperkuat manajemen di tingkat masyarakat.  Melalui USAID juga Pemerintah Amerika telah meluncurkan program senilai US$ 47 juta untuk mendukung konservasi lebih dari 8 juta hektar hutan Indonesia, termasuk di Sumatera.
Menurut Mr. Ewing, perjalanan ‘Harapan’ dari Kebun Binatang Cincinnati di Amerika Serikat  ke Suaka Badak Sumatera atau SRS di Taman Nasional Way Kambas adalah sebuah simbol kepedulian dan kerjasama Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia, dan juga dengan masyarakat sipil untuk melindungi satwa liar.  Mr. Ewing berharap agar bisa melanjutkan kerjasama untuk melindungi keberagaman hayati Indonesia dan terus menjadi partner demi masa depan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia dan masyarakat Amerika.
Acara serah terima kemudian dilanjutkan dengan sambutan Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya (KSDAE), Bpk. Dr. Ir. Tachrir Fathony, MSc.
DSC07687
Sambutan Bapak Dr. Ir. Tachrir Fathony, MSc, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya (KSDAE)
Pemerintah Indonesia dalam sambutannya yang disampaikan oleh Dirjen KSDAE Bpk. Dr. Ir. Tachrir Fathony, MSc., memberikan apresiasi yang tinggi atas kesediaan Cincinnati Zoo mengirimkan kembali badak sumatera ‘Harapan’ ke Indonesia sebagai salah satu upaya penyelamatan badak sumatera di dunia.  Seperti diketahui bahwa badak sumatera merupakan salah satu satwa prioritas terancam punah yang menjadi target pemerintah untuk ditingkatkan populasinya dalam 5 (lima) tahun mendatang.
DSC07713
Bapak Dr. Ir. Tachrir Fathony menandatangani prasasti peresmian SRS Way Kambas
Kepulangan badak ‘Harapan’ seperti halnya kepulangan badak ‘Andalas’ tahun 2007 dilakukan sesuai dengan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia yang mendorong upaya pengembangbiakan badak sumatera di luar habitat aslinya dengan mendatangkan badak dari alam dan hasil pengembangbiakkan di ek situ (kebun binatang).
DSC07726
Kunjungan ke kandang badak sumatera ‘Harapan’
SRS telah membuktikan keahlian dalam mengembangbiakan badak sumatera dengan kelahiran badak ‘Andatu’ pada tahun 2012 yang merupakan anak dari Andalas dan Ratu. Dan pada tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga telah mengumumkan kehamilan kedua badak ‘Ratu’ dengan badak jantan ‘Andalas’ dan diperkirakan akan lahir pada bulan Mei 2016.
Sesuai dengan namanya ‘Harapan’ , Pemerintah Indonesia mengharapkan beberapa tahun kedepan akan mendapatkan kabar gembira tentang perkembangbiakan badak sumatera yang ada di SRS dengan adanya badak jantan ‘Harapan’.
Pada kesempatan ini Bpk Dirjen KSDAE juga menyampaikan bahwa sebagai kekuatan landasan hukum bagi pengelolaan Suaka Rhino Sumatera, pada tanggal 3 November 2015 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan bagi kawasan seluas 9.437 ha didalam kawasan Taman Nasional Way Kambas sebagai kawasan Suaka Rhino Sumatera.  Penetapan kawasan ini sebagai kawasan sanctuary bagi badak sumatera menjadikan sanctuary ini adalah yang pertama kali ditetapkan karena Pemerintah Indonesia mentargetkan untuk membentuk 50 sanctuary untuk spesies yang terancam punah lainnya.
Sebagai penutup,Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Amerika dalam upaya mengembangbiakan badak sumatera dalam upaya pelestarian badak sumatera, Yayasan Badak Indonesia, Taman Safari Indonesia, Sekretariat Bersama Komite Nasional Penyelamatan Badak Indonesia serta tim yang bekerja di SRS serta para mitra pemerhati konservasi badak atas kerjasama dalam pemulangan badak ‘Harapan’.
Acara serah terima akhirnya ditutup dengan penyerahan cindera mata dari Pemerintah Amerika kepada Pemerintah Indonesia dan sebaliknya, juga penyerahan SK Dirjen KSDAE kepada Kepala Balai TN. Way Kambas, dan penyerahan cindera mata kepada MAKIN Group dari Dirjen KSDAE.
DSC07698
Penyerahan cindera mata dari Pemerintah Amerika kepada Pemerintah Indonesia
Acara serah terima badak ‘Harapan’ dihadiri oleh para undangan yang berasal dari instansi pemerintah yaitu lingkup kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Pemerintahan Kabupaten dan Propinsi Lampung, Badan Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Taman Safari Indonesia,  dan para mitra seperti WCS, WWF, YAPEKA, MAKIN Group dan media.
DSC07743
Sesi wawancara dengan awak media
Sumber :http://badak.or.id/pengembalian-badak-sumatera-harapan-dari-cincinnati-zoo-ke-suaka-rhino-sumatera-srs-taman-nasional-way-kambas/

Pengutip : Heri Pasiman, A.Md

RPU Amankan 15 Jerat Mamalia Besar Di Taman Nasional Way Kambas

RPU Amankan 15 Jerat Mamalia Besar Di Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah salah satu Taman Nasional di Provinsi Lampung, selain Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). TNWK memiliki luas kawasan 125.620,31 ha dengan tipe vegetasi hutan alam, hutan rawa, hutan mangrove, dan padang ilalang. TNWK menjadi rumah dari berbagai jenis satwa insekta, amphibi, reptilia, burung dan mamalia. Mamalia besar yang hidup dalam kawasan TNWK seperti: Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Badak Sumatera, Tapir, dan Beruang.
Perburuan satwa adalah ancaman yang harus mendapatkan perhatian tinggi dari pihak TNWK khususnya pada musim kemarau (Agustus-Desember). Tercatat dari April 2015 hingga awal September 2015, ditemukan tanda-tanda perburuan satwa berupa jerat seling. Pada 3 lokasi yang berbeda, yaitu: Jembat Seling, Camp Terjal, dan Camp Parmin. Berdasarkan ukuran seling (tali jerat) yang digunakan adalah jerat yang dispesifikasikan untuk satwa mamalia besar, seperti: Harimau, Badak, Beruang, dan Tapir. Hal ini yang menjadi dasar dilakukannya Search and Rescue (SAR) Jerat oleh RPU. Dengan bantuan informasi dari ILEU (Intelegence and Law Enforcement Unit), RPU membentuk tim SAR yang ditugaskan untuk menyisir dan menghancurkan jerat-jerat yang terpasang di dalam kawasan TNWK.
SAR Jerat dilaksanakan dari tanggal 12-14 September 2015 pada wilayah tersebut. Tim SAR dipimpin oleh Suhadi dengan anggota terdiri dari: Sujoko, Supriyono, BI Siregar, Nur Basuki, Joko, Dwi Agus, Sanusi, Yudhi, dan Bambang. Fokus utama dari kegiatan SAR Jerat ini adalah wilayah Jalur Jeruk Resort Way Kanan SPTN I Way Kanan. Total Jerat jenis seling yang berhasil diamankan oleh tim adalah 15 buah Jerat.
Penemuan lubang dan jerat aktif
Penemuan lubang dan jerat aktif

Lubang dan Jerat
Lubang dan jerat yang aktif

Jerat terikat pada kayu pelontar
Tali jerat yang terikat pada kayu pelontar

Pengamanan jerat
Pengamanan jerat oleh tim RPU-WK

Penghancuran kayu pelontar jerat
Penghancuran kayu pelontar jerat

Sumber : Arif Lukman Fauzun
               http://badak.or.id/rpu-amankan-15-jerat-mamalia-besar-di-taman-nasional-way-kambas/
Pengutip : Heri Pasiman, A.Md

Penyergapan Pelaku Perburuan Senjata Api dan Pembakaran Hutan


Penyergapan Pelaku Perburuan Senjata Api dan Pembakaran Hutan

Dalam upaya mengatisipasi perburuan satwa di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), tim patroli melakukan operasi penyergapan terhadap perburuan satwa pada tanggal 23 Oktober 2015. Tim terdiri dari personil Polisi Mobile/Polmob BTNWK (Firmansyah, Asep, Muslimin, Daryono) dan personil Rhino Protection Unit/RPU (Suhadi, Supriyono, Rustanto, Basuki, Bambang, Joko, Yudhi HP, Asep S). Tujuan lokasi dari penyergapan ini adalah Resort Umbul Salam SPTN II Way Bungur.
Tim berangkat dari pos kendali RPU pada hari Jumat pukul 13.00 WIB. Rute penyergapan ini melalui jalur darat dengan titik masuknya di jalur Mataram, Way Bungur, jalur ini merupakan akses yang digunakan para pemburu di wilayah utara TNWK untuk melakukan perburuan satwa di dalam kawasan TNWK berdasarkan hasil investigasi.
Perburuan Senpi dan Pembakaran Hutan (4)
Tim penyergapan terhadap pelaku perburuan satwa dan pembakaran hutan.
Pada malam harinya, tim melakukan pengintaian terhadap perburuan satwa dari titik jalur Rajawali tempat bermalamnya tim. Sempat beberapa kali terdengar suara tembakan senjata api, namun tim tetap pada posisi lokasi penyergapan tersebut. Pada keesokan harinya (24 Oktober 2015) pada pukul 09.45 WIB tim menjumpai 2 orang pelaku perburuan satwa sedang mengendarai sepeda untuk pulang menuju kampung mereka. Sempat terjadi kejar-kejaran antara petugas dan para pelaku perburuan satwa tersebut, namun hanya satu orang yang berhasil diamankan oleh petugas. Lokasi penangkapan ini berada pada titik grid 749-716.
Margianto bin Suprapto adalah pelaku perburuan satwa yang berhasil diringkus oleh petugas bersama beberapa barang bukti, seperti: 2 unit sepeda, 2 bilah golok, 1 unit senjata api, 6 buah amunisi (amunisi ukuran besar), 1 buah senter kepala, 1 buah korek api, dan 3 ekor kijang sebagai satwa perburuannya. Pelaku adalah warga masyarakat kelurahan Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah dan merupakan target operasi RPU dalam beberapa tahun ini. Dalam pengakuannya, pelaku selain melakukan perburuan satwa di dalam kawasan hutan TNWK, juga menjadi oknum penyebab terjadinya kebakaran hutan yang ada di dalam kawasan hutan wilayah utara TNWK. Setelah melakukan introgasi dan pengamanan barang bukti, tim kemudian memutuskan untuk kembali ke kantor Balai TNWK.
Tim dan pelaku perburuan satwa tiba di kantor Balai TNWK pada pukul 14.30 WIB (24 Oktober 2015). Penyidikan segera dilakukan oleh PPNS BTNWK terhadap pelaku. Pada pukul 18.00 WIB pelaku dikirim ke Polres Lampung Timur sekaligus kasusnya dilimpahkan ke pihak Kepolisian RI.
Perburuan Senpi dan Pembakaran Hutan (5)
Penyergapan pelaku perburuan satwa dan pembakaran hutan

Perburuan Senpi dan Pembakaran Hutan (9)
Senjata dan amunisi yang digunakan dalam perburuan satwa oleh pelaku

Perburuan Senpi dan Pembakaran Hutan (8)
Introgasi terhadap pelaku perburuan satwa dan pembakaran hutan

Perburuan Senpi dan Pembakaran Hutan (10)
Pengamanan barang bukti satwa perburuan

Perburuan Senpi dan Pembakaran Hutan (3)
Penyidikan pelaku perburuan satwa dan pembakaran hutan di Reskrim Polres Lam-Tim
Sumber : Arif Lukman Fauzun
               http://badak.or.id/penyergapan-pelaku-perburuan-senjata-api-dan-pembakaran-hutan/
Pengutip : Heri Pasiman, A.Md