Pengembalian Badak Sumatera ‘Harapan’ dari Cincinnati Zoo ke Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas
Pada Kamis 5 Nopember 2015 bertepatan dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) tahun 2015, telah dilakukan acara serah terima badak sumatera ‘Harapan’ dari Pemerintah Amerika Serikat kepada Pemerintah Indonesia di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas Lampung.
Acara serah terima badak ‘Harapan’ didahului dengan laporan singkat yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia, Bpk. Widodo S. Ramono. Dalam laporannya, Bpk Widodo menjelaskan asal usul badak ‘Harapan’menyampaikan satu butir penting mengenai kekhawatiran banyak pihak tentang adanya gangguan metabolisme pada tubuh badak yang menyebabkan terjadinya penimbunan zat besi dalam darah atau biasa disebut dengan hemacrhomatosis atau ‘iron storage disease’, dimana gangguan ini menyebabkan kematian pada induk badak ‘Harapan’ yaitu ‘Emi’ pada tahun 2009 dan sang kakak ‘Suci’ pada tahun 2014. Menurut DR. Terri Roth dan DR. Jennifer Nollman, timbunan zat besi dalam darah pada spesies badak adalah sebagai akibat dari tidak adanya parasit yang mengganggu sehingga tidak ada yang mengurangi timbunan zat besi tersebut. Terlepas dari itu semua, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa badak ‘Harapan’ ternyata dalam kondisi sehat artinya tidak menderita hemacrhomatosis.
Dalam laporannya juga Bpk Widodo menjelaskan bahwa penerimaan datangnya badak “harapan’ sangat sederhana dibanding dengan penerimaan datangnya badak “Andalas’ pada tahun 2007. Hal ini untuk menghindari terjadinya stress pada badak ‘Harapan’ dan sesuai dengan arahan Bapak Dirjen KSDAE untuk tidak rame-rame menerima kedatangan badak ‘Harapan’.
Pada kesempatan ini Bpk Widodo menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan penuh yang diberikan oleh Dirjen KSDAE, Dir KKH sebagai Rhino Conservation Officer, Balai TN. Way Kambas, BKSDA Lampung, Kebun Binatang Cincinnati, Pemerintah Amerika, Taman Safari Indonesia, MAKIN Group, Komunitas Petambak Udang Labuan Maringgai, WWF, WCS, dan LSM lainnya serta masyarakat Labuan Ratu VI, IX dan Brajayekti yang telah membantu mensukseskan kedatangan ‘Harapan’.
Laporan Bpk Widodo ditutup dengan harapan bahwa kedatangan badak ‘Harapan’ akan membawa keberhasilan yang lebih baik dalam upaya merealisasikan upaya Pemerintah Indonesia dalam konservasi badak Indonesia. Untuk laporan lebih lengkap buka link berikut ini :Kembalinya badak sumatera ‘Harapan’ ke Indonesia
Setelah penyampaian laporan kedatangan badak ‘Harapan’ oleh Bpk. Widodo, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang diwakili oleh Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Mr. Robert Ewing.
Dalam sambutannya Mr. Robert Ewing menyampaikan bahwa kerjasama Pemerintah Amerika Serikat dengan Pemerintah Indonesia semakin meningkat diberbagai bidang – dibawah kerjasama yang komprehensif yang ditandatangani pada tahun 2010 dan telah berkembang menjadi bahan dialog kedua negara setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Washington. Salah satu isu yang berkembang dan sangat penting adalah kerjasama kedua negara untuk mencari solusi yang efektif terhadap tantangan lingkungan.
Mr. Robert Ewing menjelaskan bahwa Pemerintah Amerika Serikat telah mempunyai komitmen senilai US$ 12 juta melalui TFCA untuk melindungi keanekaragaman hayati di Sumatera, mengedepankan pengembangan organisasi masyarakat sipil, dan memperkuat manajemen di tingkat masyarakat. Melalui USAID juga Pemerintah Amerika telah meluncurkan program senilai US$ 47 juta untuk mendukung konservasi lebih dari 8 juta hektar hutan Indonesia, termasuk di Sumatera.
Menurut Mr. Ewing, perjalanan ‘Harapan’ dari Kebun Binatang Cincinnati di Amerika Serikat ke Suaka Badak Sumatera atau SRS di Taman Nasional Way Kambas adalah sebuah simbol kepedulian dan kerjasama Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia, dan juga dengan masyarakat sipil untuk melindungi satwa liar. Mr. Ewing berharap agar bisa melanjutkan kerjasama untuk melindungi keberagaman hayati Indonesia dan terus menjadi partner demi masa depan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia dan masyarakat Amerika.
Acara serah terima kemudian dilanjutkan dengan sambutan Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diwakili oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya (KSDAE), Bpk. Dr. Ir. Tachrir Fathony, MSc.
Pemerintah Indonesia dalam sambutannya yang disampaikan oleh Dirjen KSDAE Bpk. Dr. Ir. Tachrir Fathony, MSc., memberikan apresiasi yang tinggi atas kesediaan Cincinnati Zoo mengirimkan kembali badak sumatera ‘Harapan’ ke Indonesia sebagai salah satu upaya penyelamatan badak sumatera di dunia. Seperti diketahui bahwa badak sumatera merupakan salah satu satwa prioritas terancam punah yang menjadi target pemerintah untuk ditingkatkan populasinya dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Kepulangan badak ‘Harapan’ seperti halnya kepulangan badak ‘Andalas’ tahun 2007 dilakukan sesuai dengan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia yang mendorong upaya pengembangbiakan badak sumatera di luar habitat aslinya dengan mendatangkan badak dari alam dan hasil pengembangbiakkan di ek situ (kebun binatang).
SRS telah membuktikan keahlian dalam mengembangbiakan badak sumatera dengan kelahiran badak ‘Andatu’ pada tahun 2012 yang merupakan anak dari Andalas dan Ratu. Dan pada tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga telah mengumumkan kehamilan kedua badak ‘Ratu’ dengan badak jantan ‘Andalas’ dan diperkirakan akan lahir pada bulan Mei 2016.
Sesuai dengan namanya ‘Harapan’ , Pemerintah Indonesia mengharapkan beberapa tahun kedepan akan mendapatkan kabar gembira tentang perkembangbiakan badak sumatera yang ada di SRS dengan adanya badak jantan ‘Harapan’.
Pada kesempatan ini Bpk Dirjen KSDAE juga menyampaikan bahwa sebagai kekuatan landasan hukum bagi pengelolaan Suaka Rhino Sumatera, pada tanggal 3 November 2015 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan bagi kawasan seluas 9.437 ha didalam kawasan Taman Nasional Way Kambas sebagai kawasan Suaka Rhino Sumatera. Penetapan kawasan ini sebagai kawasan sanctuary bagi badak sumatera menjadikan sanctuary ini adalah yang pertama kali ditetapkan karena Pemerintah Indonesia mentargetkan untuk membentuk 50 sanctuary untuk spesies yang terancam punah lainnya.
Sebagai penutup,Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Amerika dalam upaya mengembangbiakan badak sumatera dalam upaya pelestarian badak sumatera, Yayasan Badak Indonesia, Taman Safari Indonesia, Sekretariat Bersama Komite Nasional Penyelamatan Badak Indonesia serta tim yang bekerja di SRS serta para mitra pemerhati konservasi badak atas kerjasama dalam pemulangan badak ‘Harapan’.
Acara serah terima akhirnya ditutup dengan penyerahan cindera mata dari Pemerintah Amerika kepada Pemerintah Indonesia dan sebaliknya, juga penyerahan SK Dirjen KSDAE kepada Kepala Balai TN. Way Kambas, dan penyerahan cindera mata kepada MAKIN Group dari Dirjen KSDAE.
Acara serah terima badak ‘Harapan’ dihadiri oleh para undangan yang berasal dari instansi pemerintah yaitu lingkup kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Pemerintahan Kabupaten dan Propinsi Lampung, Badan Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Taman Safari Indonesia, dan para mitra seperti WCS, WWF, YAPEKA, MAKIN Group dan media.